BAB I
PENDAHULUAN
A
Latar Belakang Masalah
Congklak adalah satu dari banyak permainan tradisional yang mulai hilang
karena perubahan zaman. Pada zaman dahulu dengan segala keterbatasan fasilitas
anak-anak masih dapat bermanin, dengan tidak menyalahi masa-masa mereka yaitu
bermain. Dalam kehidupan secara tanpa dsadari ada banyak pelajaran, meskipun
masyarakat kita tidak banyak mengenyam pendidikan yaitu memperoleh teori-teori
yang harus dipahami dan dipelajari. Congklak adalah salah satu permainan yang
didalamnya terdapat nilai yang lebih yaitu matematika, khususnya konsep
pembagian.
Permainan yang sederhana namun mempunyai manfaat yang besar. Penulis memilih permasalahan ini karena ingin mengangkat realita yang terjadi di
zaman ini, yaitu banyak anak-anak lebih suka menggunakan alat-alat canggih
untuk bermain, seperti contoh : game
on-line, playstation, PSP, dll.
Gambar 1. Playstation Gambar
2. Playstation Portable
Kesemuanya ini berakibat buruk bagi anak, diantaranya membuat mereka
malas melakukan pekerjaan lain ketika sudah asik dengan game. Akibat lainnya mata mereka juga akan mudah mengalami
kelemahan kekuatannya.
Namun dalam permainan congklak kita bisa mendapat sehat dengan cara
bermain permainan tersebut, tidak hanya fisik, permainan ini juga bisa melatih
otak untuk berpikir dan langsung praktek. Kami ingin melestarikan budaya nenek
moyang yang telah diwariskan bagi generasi-generasi selanjutnya.
B.
Manfaat secara praktis
a.
Memberikan
bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk meningkatkan hasil belajar dengan
permainan congklak
b.
Bagi siswa
agar memahami konsep-konsep dalam matematika dengan menerapkan kedalam situasi
dunia nyata sehinggan belajar matematika lebih bermakna untuk mengembangan daya
pikir dan tumbuh kompetensi siswa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Congklak sebagai Alternatif Media Pembelajaran Matematika
Tak disadari congklak dapat digunakan sebagai alternatif media
pembelajaran, khususnya pada matematika. Permainan peninggalan nenek moyang ini
tidak kalah menariknya dengan permainan modern saat ini, missal: game on-line, playstation 2, PSP, dan
masih banyak yang lainnya. Congklak dapat digunakan alternatif, karena tidak
semua masyarakat di Indonesia dapat membeli permainan-permainan modern yang
harganyapun relative mahal. Selain itu
permainan modern juga kurang mendidik bagi anak-anak, mereka akan menjadi malas
karena sangat asik dengan gamenya.
Permainan congklak merupakan permainan tradisional dari adat Jawa.
Menurut sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari Arab yang
rata-rata datang ke Indonesia untuk berdagang atau dakwah. Pada umumnya jumlah
lubang keseluruhan adalah 16, yang dibagi menjadi tujuh lubang kecil dan satu lubang
tujuan untuk masing-masing pemain. Lubang tujuan merupakan lubang terkiri
(biasanya diameternya lebih besar). Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji
yang terdapat pada lubang tujuan tersebut.
Gambar 14. Papan congklak Gambar 15. Biji congklak
Setiap pemain mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang
diinginkan, untuk disebar satu biji per lubang berurutan searah jarum jam.
Langkah tersebut dilakukan berulang. Apabila pada lubang terakhir meletakkan
biji masih ada isinya (lubang tersebut tidak kosong) maka pemain tersebut
melanjutkan dengan mengambil semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan
melanjutkan permainan. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang
kosong maka pemain tidak dapat melanjutkan langkah. Giliran untuk bermain
berpindah ke lawan. Keadaan ini disebut sebagai keadaan mati.
Permainan berakhir apabila seluruh biji sudah berada pada lubang tujuan
masing-masing pemain, atau apabila salah satu pemain sudah tidak memiliki biji
pada lubang-lubang kecilnya untuk dimainkan (disebut mati jalan). Pemenangnya
adalah yang memiliki jumlah biji terbanyak pada lubangnya.
Untuk bermain congklak dibutuhkan peralatan papan permainan congklak atau dalam bahasa jawa disebut dhakon dan biji-bijian atau batu kerikil atau cangkang kerang tergantung daerahnya. Di daerah dekat sungai batu-batuan digunakan sebagai biji dhakon, sementara di daerah perkebunan biasanya digunakan biji-bijian baik biji asem, kemiri ataupun biji jagung. Dhakon atau papan permainan congklak terbuat dari kayu yang dibentuk memanjang menyerupai lesung. Bidang atasnya pada kedua sisinya diberi lubang-lubang berjajar (sawah) dengan jumlah bervariasi pada setiap daerah misalnya 5, 7, atau 9 lubang. Di masing-masing ujungnya terdapat lubang besar (lumbung atau rumah). Jumlah biji yang digunakan dalam permainan congklak sesuai dengan jumlah sawah yang ada dalam papan permainan. Misalnya terdapat tujuh pasang sawah maka biji yang digunakan berjumlah 7 x 7 x 2 = 98.
Untuk bermain congklak dibutuhkan peralatan papan permainan congklak atau dalam bahasa jawa disebut dhakon dan biji-bijian atau batu kerikil atau cangkang kerang tergantung daerahnya. Di daerah dekat sungai batu-batuan digunakan sebagai biji dhakon, sementara di daerah perkebunan biasanya digunakan biji-bijian baik biji asem, kemiri ataupun biji jagung. Dhakon atau papan permainan congklak terbuat dari kayu yang dibentuk memanjang menyerupai lesung. Bidang atasnya pada kedua sisinya diberi lubang-lubang berjajar (sawah) dengan jumlah bervariasi pada setiap daerah misalnya 5, 7, atau 9 lubang. Di masing-masing ujungnya terdapat lubang besar (lumbung atau rumah). Jumlah biji yang digunakan dalam permainan congklak sesuai dengan jumlah sawah yang ada dalam papan permainan. Misalnya terdapat tujuh pasang sawah maka biji yang digunakan berjumlah 7 x 7 x 2 = 98.
No comments:
Post a Comment