Sunday, May 5, 2013

Makalah Media Pembelajaran Matematika



Tugas Mandiri                                                                            Dosen Pembimbing
Workshop Matematika                                                                                Defi, S.Pd
                       
Media Pembelajaran Matematika


Disusun Oleh :

Nur Fadillah Hasanah Z       11115200978
PMT IV D


Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2013


KATA PENGANTAR

          Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
          Dalam kesempatan ini, penulis menyusun sebuah makalah mengenai Media Pembelajaran Matematika. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai Media Pembelajaran Matematika.    Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Defi, S.Pd selaku dosen mata kuliah Workshop Matematika di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
            Penulis menyadari seutuhnya makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan akan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca khususnya pengajar demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.



        Pekanbaru, Maret 2013

         Penulis




DAFTAR ISI
                                                                                       
Kata Pengantar................................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................................... ii
Bab I.  Pendahuluan.......................................................................................................... 1
A.       Latar Belakang............................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C.       Tujuan Penulisan............................................................................................. 2
Bab II. Pembahasan........................................................................................................... 3
A.      Pengertian Media Pembelajaran..................................................................... 3
B.       Proses Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi.......................................... 4
C.       Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran....................................................... 5
D.      Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran...................................................... 6
E.       Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran......................................... 7
F.        Pemilihan Media Pembelajaran....................................................................... 9
G.      Alat Peraga Pembelajaran Matematika......................................................... 12
Bab III. Penutup.............................................................................................................. 17
A.       Kesimpulan................................................................................................... 17
B.       Saran............................................................................................................. 17
Daftar Pustaka................................................................................................................. 18





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendididkan secara keseluruhan. Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan pembelajarannya, sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara rasional.
Pembelajaran yang bernilai edukatif diwarnai dengan interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi guru dan anak didik tersebut perlu mendapat dukungan dari media intruksional atau pendidikan secara luas, tepat, dan efektif.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, disadari atau tidak pengaruhnya semakin terasa dengan semakin banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu. Waktu terpanjang yang paling berpengaruh itu adalah waktu yang digunakan di dunia pendidikan khususnya untuk sekolah.
Dalam hal itu para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

B.     Rumusan Masalah
Makalah ini terfokuskan pada beberapa masalah yang akan dibahas penulis yaitu:
1.         Apakah  pengertian dari media pembelajaran ?
2.         Bagaimanakah proses pembelajaran sebagai proses komunikasi ?
3.         Bagaimanakah prinsip penggunaan media pembelajaran ?
4.         Apakah fungsi dan manfaat dari media pembelajaran ?
5.         Bagaimanakah klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran ?
6.         Bagaimanakah pemilihan media pembelajaran ?
7.         Bagaimanakah alat peraga pembelajaran pada matematika ?
C.      Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.    Memberikan informasi bagi pembaca mengenai media pembelajaran matematika
2.    Sebagai bahan pembelajaran dan pengkajian bagi mahasiswa dan penulis dalam mengetahui manfaat media, klasifikasi media, prinsip penggunaan media, dan lain sebagainya dalam proses pembelajaran matematika.
                                 



                                      

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Media Pembelajaran
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association of Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media sebagai segala sesuatu yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Heinich, dkk mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Ciri-ciri umum yang terkandung pada media yaitu :
1.        Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu, sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
2.        Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3.        Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4.        Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5.        Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6.        Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder).
7.        Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. [1]
       Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan dari pengirim pesan atau guru kepada penerima pesan (siswa) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar yang mempermudah siswa dalam memahami pesan.

B.       Proses Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi
       Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Dalam pembelajaran, pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya.
       Melalui proses komunikasi, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses penyampaian pesan, perlu digunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi. Dalam pembelajaran di kelas, sarana/fasilitas yang digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran.[2]
       Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut.
1.         Pesan, dalam proses pembelajaran adalah guru
2.         Sumber pesan, dalam proses pembelajaran berupa materi pembelajaran
3.          Saluran atau media, alat bantu pembelajaran
4.          Penerima pesan, siswa (pembelajar)
      
       Dalam proses pembelajaran, pengajar perlu mengetahui dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar. Ada delapan keterampilan dasar mengajar, yaittu:
1.         Keterampilan bertanya
2.         Memberi penguatan
3.         Mengadakan variasi
4.         Menjelaskan
5.         Membuka dan menutup pelajaran
6.         Membimbing diskusi kelompok kecil
7.         Mengelola kelas
8.         Mengajar kelompok kecil dan individual

C.      Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran
Media pembelajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya yang antara lain :[3]
1.         Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
2.         Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3.         Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
4.         Guru seharusnya memperhitungkan untung-ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran.
5.         Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.
6.         Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
Adapun beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu :
1.         Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.         Media pembelajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3.         Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
4.         Media pengajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu siswa.
5.         Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.

D.      Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum media pengajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:[4]
1.         Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, sehingga mempermudah siswa dalam memahami pesan tersebut.
2.         Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera.
3.         Menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.
4.         Menimbulkan gairah belajar pada siswa.
5.         Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
6.         Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
7.         Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar siswa dalam menerima pesan.
       Menurut Oemar Hamalik, manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah:
1.      Meletakkan dasar-dasar yang konkret dalam berfikir dan mengurangi verbalisme
2.      Memperbesar perhatian siswa dalam proses belajar mengajar
3.      Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan proses belajar mengajar dan membuat pelajaran yang mantap
4.      Menumbuhkan pemikiran yang teratur, lentur dan kontinue terutama melalui gambar hidup membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa
5.      Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

E.       Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran
       Setiap jenis media memiliki karakteristik masing- masing dan menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran dan sumber media belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka media- media belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu dengan sifat dan fungsinya terhadap pembelajaran.
1.        Klasifikasi Media pembelajaran
       Media maupun sumber belajar secara garis besarnya, terdiri atas dua jenis yaitu :
1.         Media atau sumber belajar yang dirancang, yaitu media dan sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2.         Media atau sumber belajar yang dimanfaatkan, yaitu media dan sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keprluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.[5]
Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Dapat diuraikan sebagai berikut :
a.         Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :
1)        Media Auditif
2)        Media visual
3)        Media audio visual
b.         Dilihat dari daya liputnya, media dibagi kedalam :
1)        Media dengan daya liput luas dan serentak. Contoh : radio dan televisi
2)        Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Contoh : film dan sound slide.
3)        Media untuk pengajaran individual. Contoh : modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

c.         Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam  :
1)        Media sederhana, media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah dan penggunaanya tidak sulit.
2)        Media kompleks, yaitu media yang bahan dan alat pembuatanya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya dan penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai.

2.        Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.[6]
Menurut Gerlach & Ely ada tiga ciri media yang dapat membantu proses kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu :
1.        Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi pada satu waktu tertentu ditrsanportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian yang telah direkam atau disimpan dengan format media dapat digunakan setiap saat.
2.         Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian dimungkinkan karena media memilki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time- lapse recording. Disamping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali hasil suatu rekaman video.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
3.        Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama dengan yang aslinya.[7]

F.       Pemilihan Media Pembelajaran
Kegiatan pemilihan media pembelajaran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan proses penggunaan media pembelajaran sebab, apabila salah dalam memilih media pengajarannya, keberhasilan proses berikutnya akan terpengaruh. Memilih media pembelajaran harus dikaitkan dengan tujuan intruksional, strategi belajar mengajar yang akan digunakan dan sistem evaluasi yang akan digunakan. Media pembelajaran sangat banyak ragamnya, dari yang sederhana sampai yang kompleks, dari yang murah sampai yang termahal.
Sekarang yang perlu dipikirkan adalah patokan-patokan apa yang dapat dijadikan sebagai pegangan oleh guru di dalam memilih media pembelajaran sehingga kesalahan-kesalahan dalam pemilihan tersebut dapat dihindari. Sementara itu dalam buku Ilmu Pendidikan Sudirman (1987: 212) memberikan patokan-patokan dalam memilih media pembelajaran. Diantara patokan-patokan tersebut adalah :

1.        Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran.
       Prinsip - prinsip pemilihan media pembelajaran ini ialah sebagai berikut :
a.         Tujuan Pemilihan.
b.         Karakteristik Media Pembelajaran
c.         Altenatif Pilihan
                                                   
2.        Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
       Menurut Gerlach dan Ely dalam buku Teknologi Intruksional yang dikutip oleh Mudhoffir (1996: 61-62) mengatakan bahwa Konsep “Pendekatan sistem dalam perencanaan pengajaran” terdiri dari 10 komponen atau sub sistem. Komponen-komponen tersebut merupakan unsur-unsur yang bekerja sama dalam satu sistem yang tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a.         Spesifikasi isi pokok bahasan (Specification of Content).
b.         Spesifikasi tujuan pengajaran (Specification of Objectives).
c.         Pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa (Assessement of entering Behaviors).
d.        Penentuan cara pendekatan, metode dan teknik mengajar (Determation of Strategy).
e.         Pengelompokan siswa (Organization of Groups).
f.          Penyediaan waktu (Allocation of Time).
g.         Pengaturan ruangan (Allocation of Space).
h.         Pemilihan media (Allocation of Resources).
i.           Evaluasi ( Evalution of Performance)
j.           Analisis umpan balik (Analysis of Feedback
Sementara itu supaya media pembelajaran yang dipilih itu tepat, disamping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan Sudjana (2001: 4-5) memberikan beberapa kriteria yang harus diperhatikan . Kriteria tersebut antara lain :
a.    Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan intruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran.
b.    Dukungan terhadap isi bahan pelajaran,  artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
c.    Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya.
d.   Keterampilan guru dalam menggunakannnya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.
e.    Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f.     Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
       Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar. Kehadiran media dalam proses pembelajaran jangan dipaksakan sehingga mempersulit tugas guru, tapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pengajaran. Oleh karena itu media bukan keharusan tetapi sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar.

G.      Alat Peraga Pembelajaran Matematika
Alat peraga adalah segala sesuatu yang dipergunakan oleh guru dari berbagai alat untuk membantunya  memberikan pengertian kepada anak didik, bagi sesuatu pelajaran baru yang sulit pemahamannya.[8]
Pada dasarnya anak belajar melalui benda konkrit. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasapun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi.
Belajar anak akan meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk pengajar. Misalnya : pengajaran yang menarik dapat menimbulkan minat, sikap guru dan penilaian baik, suasana sekolah bagi guru menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang baik, dan lain-lain. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti siswa, bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika kita sering menggunakan alat peraga. Dengan menggunakan alat peraga maka :
1.        Proses belajar mengajar termotivasi baik siswa maupun guru, terutama siswa minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
2.        Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit dan karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.
3.        Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan dapat dipahami.
4.        Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak.
Selain dari fungsi tersebut diatas, penggunaan alat peraga itu dapat dikaitkan dengan salah satu atau beberapa dari :[9]
1.        Pembentukan konsep
2.        Pemahaman konsep
3.        Latihan dan penguatan
4.        Pelayanan terhadap perbedaan individual, termasuk pelayanan terhadap anak lemah dan anak berbakat
5.        Pengukuran, alat peraga dipakai sebagai alat ukur
6.        Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta penyimpulannya secara umum, alat peraga sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti
7.        Pemecahan masalah pada umumnya
8.        Pengundangan untuk berfikir
9.        Pengundangan untuk berdiskusi
10.    Pengundangan partisipasi aktif
Alat peraga itu dapat berupa benda riil, gambar atau diagram. Keuntungan alat peraga benda riil adalah benda-benda itu dapat dipindah-pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan kelemahannya tidak dapat disajikan dalam buku (tulisan). Oleh karena itu untuk bentuk tulisannya kita buat gambar atau diagramnya, tetapi kelemahannya ialah tidak dapat dimanipulasikan.
Bila akan membuat alat peraga, sebaiknya diperhatikan agar alat peraga itu :
1.        Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat)
2.        Bentuk dan warnanya menarik
3.        Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit)
4.        Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
5.        Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep matematika
6.        Sesuai dengan konsep (catatan : bila anda membuat alat peraga seperti : segitiga berdaerah atau bola massif, mungkin anak beranggapan segitiga itu bukan hanya rusuk-rusuknya saja tetapi berdaerah, bahwa bola itu massif, bukan hanya kulitnya saja; jelas ini tidak sesuai dengan konsep segitiga dan konsep bola).
7.        Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas
8.        Peragaan itu merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak
9.        Bila kita mengharapkan agar siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok), alat peraga itu sebaiknya dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak-atik, atau dipasangkan dan dicopot, dan lain-lain.
10.    Jika bisa mempunyai berbagai fungsi.
Dengan demikian, penggunaan alat peraga itu gagal jika, misalnya : generalisasi konsep abstrak dari representasi konkrit itu tidak tercapai, hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai ( konsep-konsep ) matematika, tidak disajikan pada saat yang tepat, memboroskan waktu, diberikan kepada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya, tidak menarik, rumit, mudah rusak, dan lain-lain.
Macam-Macam Alat Peraga Pembelajaran Matematika[10]           
1.        Alat Peraga Kekekalan Luas
Luas daerah persegi panjang, luas daerah bujursangkar, luas daerah jajaran genjang, luas daerah segitiga, luas daerah trapesium, luas daerah belah ketupat, luas daerah layang-layang, luas daerah segienam beraturan, luas daerah lingkaran, dalil phytagoras, luas permukaan kubus, luas permukaan balok, luas permukaan limas luas permukaan prisma, luas permukaan kerucut, luas permukaan tabung, luas permukaan bola, uraian a(b+c), uraian (x + a) (x + b), uraian (a+b)2, uraian a2 – b2,  jumlah ukuran sudut dalam segitiga, jumlah ukuran sudut dalam segiempat, jumlah ukuran sudut dalam segi-n, tanggram, linggram mini, pentamino, dan kartu nilai tempat.
2.        Alat Peraga Kekekalan Panjang
Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar hitung, dan batang Cuisenaire.
3.        Alat Peraga Kekekalan Volume
Uraian (a+b)3, blok Dienes, volume kubus, volume balok, volume prisma segitiga, volume tabung, volume limas segiempat beraturan, volume kerucut, dan volume bola.
4.        Alat Peraga Kekekalan Banyak
Abacus biji (Romawi, Rusia dan Cina/Jepang) lidi, dan kartu nilai tempat
5.        Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan
Uang logam, dadu (bermata dan berwarna), bidang empat ( bermata dan berwarna) bidang delapan (bermata dan berwarna), gangsingan (segitiga, bujursangkar, segilima, segienam, dan segi-n), paku payung, kartu (domino dan bridge), bola berwarna dan distribusi Galton (sesatan Hexagon)
6.        Alat Peraga untuk Pengukuran dalam Matekatika
Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahawk, jepit bola, sperometer, jangka sorong (segmat), hypsometer, dan klinometer.
7.        Bangun-bangun Geometri                          
Macam-macam daerah segitiga, macam-macam daerah segiempat, pengubahan daerah segibanyak, daerah ellips, pengubinan daerah segitiga, pengubinan daerah segiempat, pengubinan daerah segi banyak, pengubinan daerah lingkaran, pengubinan daerah ellips, pengubinan huruf abjad latin, kerangka benda ruang, dan benda-benda ruang.

8.        Alat Peraga untuk Permainan dalam Matematika
Mesin fungsi, saringan Eratosthenes, bujursangkar ajaib, menara Hanoi, mobiles, perkalian tulang Napier (bermacam – macam basis) nomograf, kartu domino, pita mobius, aritmetika jam, blok logic, kode rahasia, menyusun kartu, kartu penebak angka, kartu penebak bulan, kartu penebak “hati”, alat kalkulasi, pita gulung dan perkalian dengan jari (untuk fakta dasar 9, untuk perkalian dua bilangan antara 6 dan 10, dan untuk perkalian bilangan puluhan dengan angka 9).





BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan. Dalam Suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.



B.            Saran
Media pembelajaran sangat membantu pendidik guna mempermudah penyampaiaan materi. Agar peserta didik nyaman dan dapat menerima materi, seorang pendidik haruslah berkreasi menyajikan materinya dengan bentuk yang unik serta manarik minat dan penasaran para peserta didiknya dan menyesuaikannya dengan tiap-tiap peserta didik.





                                          
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Asnawir. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.
Bahri Djamarah,Syaiful, dkk,  Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.   
Danim,Sudarwan. 1997. Media Komunikasi dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik,Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Hamdan. 2011.  Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Listyo Prabowo,Sugeng. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : UIN Maliki Press.
Muhammad,Abubakar. 1981. Pedoman Pendidikan & Pengajaran. Surabaya : Usaha Nasional.
Sanjaya,Wina. 2008.  Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
S.Sadiman,Arief dkk. 2011. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya
Suherman,Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA.







[1]          Arsyad ,Azhar,  Media Pembelajaran,  (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), hlm.7.

[2]          Sanjaya,Wina,  Perencanaann dan Desain Sistem Pembelajaran,  (Jakarta : Kencana,  2008), hlm.205.

[3]          Asnawir, Media Pembelajaran,  (Jakarta : Rajawali Pers, 2010),  hlm.7.


[4]          S.Sadiman,Arief,dkk,  Media Pendidikan,  (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm.17.
[5]          Hamdan,  Strategi Belajar Mengajar,  (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hlm. 256-257.
[6]          Bahri Djamarah,Syaiful, dkk,  Strategi Belajar Mengajar,  (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 124-127.     
[7]          Arsyad,Azhar, Op.Cit.,hlm.12-14.
[8]          Muhammad,Abubakar  ,  Pedoman Pendidikan & Pengajaran,  (Surabaya : Usaha Nasional, 1981), hlm.97.
[9]          Suherman,Erman,  Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,  (Bandung : JICA, 2001),  hlm. 204.
[10]        Ibid, hlm.205.

4 comments:

  1. artikel yang sangat menarik
    thanks for share

    PSC Indonesia - Jasa Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Flash
    Telp. 0815 797 4549
    BB. 7585807C
    www.pscindonesia.com

    ReplyDelete
  2. Thank's makalalhnya ya, mhn tuk nambah referensi

    ReplyDelete